Puisi - Emansipasi

Pagi ranggi abah pergi
mengejar mimpi semurni randi
ditinggalkan mastuli janji
manifestasi lelaki berperibadi
petualangannya pasti kembali

Tangannya pahat upaya
mengukir arca jiwa
maha karya pengembara
Nusantara galeri raga
membangun syurga bentala

Bersama ummi di Nusantara
gadis pingitan di hujung kota
abah melukis potret cinta
ummi figura wanita waja
isteri kedua, teman setia
ketika usia teramat muda

Abah dan Ummi menghuni
gelora segara masa muka
berbahterakan kasih nyata
belayar menuju pelabuhan jiwa -
Emansipasi

Masa membenih warisan bangsa
pemartabat jiwa merdeka
saudara bertujuh citra cinta
seribu haluan di batas perjuangan
agama, budaya dan insan
terjunjung di jemala nanda

Abah kembali didesak memori
naluri suami memahami
ikatan janji seindah mastuli
pada kami ditinggalkan pesan
letakkan ummi di persada kemuliaan
pertahankan kasih sesama insan
hapuskan sengketa antara saudara

berita meniti lautan Hindi
Sepi pagi di Saraimir
abah kembali menemui Ilahi
rindunya pada kami
terakam di dalam puisi -
"Abah ingin kembali
meleraikan rindu di hati
namun upaya terlalu iri,
abah tinggalkan segugus mimpi"

Kami terus mencari
mimpi Abah tak ditemui
kata ummi -
"mimpi abah ada
pada setiap kita
yang memahami makna merdeka"

Abah dan Ummi telah pergi
setelah melerai erti mimpi
kami yang tinggal masih mencari
emansipasi dan harga diri.

3 November 2007

"Pena Bahari"

Share:

0 komen:

Total Pageviews

Labels

Teman Blog

Pengikut